Penyakit
yang berat memang bisa menjadi satu alasan penghancur pernikahan, bagi
mereka yang mengidap penyakit, mungkin hal ini menjadi sesuatu yang
membuat mereka merasa sangat bersalah pada pasangan. Kisah di bawah ini
adalah perasaan sakit yang sulit diucapkan oleh seorang istri yang
terkena kanker stadium akhir yang menemukan suaminya dan adik kembarnya
ternyata saking menyukai. Awalnya ia berencana untuk merestui mereka,
namun ternyata ia mendapatkan jawaban diluar dugaan!
Selama
ini ia selalu merasa adik kembarnya menyukai suaminya, namun adiknya
tidak mau berebut laki-laki dengannya. Suaminya juga sangat baik
padanya, namun setelah ia terkena kanker, ia melihat suami dan adiknya
sepertinya memiliki benih cinta. Ia sering melihat adiknya tersipu malu
melihat suaminya, melihat ekspresi wajah adiknya, ia pun tahu suaminya
telah menyukai adiknya.
Karena
keadaanya yang semakin kritis, ia pun akhirnya bisa melihat lebih
terbuka, ia pun mengajak adiknya pergi mengobrol. Di sore itu, ia
mengungkit soal suaminya, ia bertanya pada adiknya, "Kamu cinta nggak
sama dia?" Adiknya terkaget mendengar pertanyaan itu dan terdiam sesaat,
sebelum akhirnya ia menjawab, "Kalau jujur, aku cinta, tapi aku nggak
mau merebut. Cinta aku sama dia, cuman berharap dia sehat dan bahagia."
Ia
juga melanjutkan pertanyaanya, "Kalau gitu, kalau dia mau cerai dan
menikahi kamu, kamu keberatan nggak?" Namun adiknya menggelengkan
kepala, "Ini nggak adil buat kamu." Sang istri pun langsung bertanya
kembali, "Kalau gitu, kalau kita berdua tidur dengan laki-laki yang
sama, kamu bersedia?" Adiknya yang terkejut langsung menjawab, "Itu
nggak boleh!"
"Dia
baik sama kamu udah cukup, buat apa memperhitungkan dia punya berapa
orang? Apa itu penting? Apa dia nggak cukup baik sama kamu dan aku?"
Tanyanya lagi, adiknya menunduk dan menjawab, "Tidak, suamimu sangat
baik sama aku." Akhirnya sang istri pun menceritakan penyakitnya pada
adiknya, lalu mengatakan bahwa ia berharap setelah ia pergi nanti,
adiknya bisa menjaga suaminya. Namun setelah adiknya mendengar semua
ini, ia hanya menangis tanpa menjawab apapun.
Setelah
ia pulang, ia mengatakan semua hal ini pada suaminya, ia berpikir
suaminya akan setuju, atau mungkin gembira, namun tanpa diduga suaminya
menjawab dengan sangat sedih, "Aku cuman cinta kamu, nggak cinta
adikmu.. Aku cuman melihat senyuman kamu dahulu di wajahnya, jadi aku
merasa sangat senang. Aku senang melihat senyuman tanpa tekanan, tanpa
pikiran, tanpa penderitaan karna penyakit, senyuman polos seorang gadis.
Aku sangat berharap suatu hari nanti aku bisa melihat lagi senyuman itu
di wajah kamu."
Mendengar
semua ini, sang istri tak bisa menahan tangisnya. Suaminya meneruskan,
"Kalau aku cinta adikmu, aku akan meninggalkanmu sejak lama, bahkan
mungkin selingkuh diluar sana, tapi aku nggak! Aku pergi kerja pukul 8
dan pulang pukul 5 sore, menemani kamu setiap istirahat siang dan
membelikan kamu makanan."
"Sejak
kamu sakit, aku tidak lagi lembur atau pergi bisnis, walaupun aku perlu
untuk pergi melakukan perjalanan bisnis, aku juga pasti mati-matian
berusaha supaya kamu ikut. Acara makan kantor pun aku tidak pergi, aku
pasti sampai di rumah sebelum jam 6 sore. Mungkin kamu tidak
memperhatikan semua ini, aku hidup dengan sangat mengirit, aku nggak
punya waktu buat selingkuh."
"Tahun
demi tahun berlalu, aku cuman berharap kamu bisa kembali sehat dan
bahagia. Aku bahkan berharap aku bisa menggunakan kesehatanku buat
menggantikan semuanya itu. Tapi aku berpikir lagi, kalau aku menukarkan
semua itu, siapa yang akan merawatmu dan menjagamu? Apakah aku juga
nantinya akan merepotkan kamu?"
Setelah
mendengar semua kata-kata suaminya, ia sangat terharu dan tersentuh,
banyak netizen yang juga tersentuh oleh kisahnya dan menasihatinya agar
fokus untuk berobat dan menemani suaminya sampai akhir hidupnya dan
tidak menyia-nyiakan cinta suaminya yang begitu besar.
Sobat,
walaupun kita tidak tahu masa depan kita, tapi kita harus belajar untuk
menghargai setiap waktu dan semua orang di sekitar kita ya! Yuk kita
bagikan kisah mengharukan ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.